Leadership is...

Leadership is learnership

It's all about constant growth and achieving more than expected;

It's searching for opportunities in everyday activities and learning through experience;

It's about building skills for today and tomorrow.

(John F. Kennedy's undelivered speech as quoted by DDI's Achieving Your Leadership Potential Workbook)

Inbox

Monday, June 11, 2007

Banten Series (1) - Selamat Berpulang, Sang Pejuang Negeri

In Memoriam Tubagus Rizon Sofhani:
SELAMAT BERPULANG, SANG PEJUANG NEGERI
Oleh : Ahmad Emye


Innalillahi Wainna Ilaihi Roojiun, Banten kehilangan salah satu putera terbaiknya lagi. Setelah (alm) H. Uwes Qorny beberapa tahun lalu, (alm) Ekie Syachrudin tahun lalu, hari Senin (15 Mei 2006) lalu, seorang pejuang yang baru menginjak usia 42 tahun, Tubagus Rizon Sofhani telah meninggalkan kita selama-lamanya. Almarhum telah berpulang menemui Sang Pencipta pada usia yang relatif muda dan meninggalkan rekam jejak perjuangan yang panjang bagi Banten dan bangsa ini. Ia meninggalkan satu orang isteri yang amat setia dan solehah, Rr. Endang Palmini (40 thn), dan tiga puteri yang cerdas dan solehah; Nuansa (15 tahun), Sadra (12 tahun) dan Raisa (6 tahun). Kepulangannya dihantar oleh ribuan tamu yang terus-menerus berdatangan ke rumah duka sampai ke tempat peristirahatannya di Serang.

Sampai akhir hayatnya, almarhum yang lahir 8 Desember 1964 di Serang, setelah menikah tahun 1990, sempat tinggal di Rawamangun Jakarta dan beberapa tahun kemudian bersama keluarganya tinggal di sebuah rumah sederhana di kawasan Perumnas Karawaci Tangerang, berbaur dengan masyarakat banyak. Sejak saat itu, almarhum tetap tinggal di rumahnya yang sederhana itu sampai akhir hayatnya, jauh berbeda dengan sebagian anggota legislatif yang cenderung hidup bermewah-mewahan dan jauh dari konstituen. Hari-hari panjang salah satu pejuang terbaik negeri ini, putera Banten yang terlibat langsung dalam pendirian Provinsi Banten dan terus-menerus mencurahkan segala energi dan sumberdayanya untuk kesejahteraan Banten telah berakhir, cita-citanya melihat rakyat Banten sejahtera belum sepenuhnya tercapai, namun inspirasi dan komitmennya telah mengingatkan kita yang masih hidup untuk meneruskan cita-citanya tersebut. Masih terngiang-ngiang ucapannya yang sering dilontarkan saat menghadapi kegamangan menghadapi realitas politik yang tidak terpuji; “Klis, politik itu perjuangan! Jangan pernah berhenti!”. Penulis sering berdiskusi pribadi dengan almarhum setiap kali ada realitas politik lokal yang memprihatinkan. Almarhum selalu membangkitkan keyakinan siapapun bahwa masa depan negeri ini, terutama Provinsi Banten yang baru seumur tanaman sawit, akan lebih baik bila orang-orang yang mau berjuang untuk kebaikan dan perubahan selalu berkomunikasi dan bersatu menyamakan agenda perubahan. Soal ini sepatutnya menjadi ingatan bagi sejumlah senior almarhum yang kini sedang berlomba-loba menghadapi Pilkada Gubernur Banten Tahun 2006 ini.

Penulis menyaksikan sebagian rekam jejak perjuangan tanpa henti sejak lebih dari 20 tahun silam hingga saat berpulangnya kemarin lusa. Ia telah memberikan contoh sempurna sebuah totalitas pengabdian seorang insan yang tidak pernah mengenal kata lelah. Ia mengamalkan perintah agama bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Setelah lebih dari sepuluh tahun membangun profesi sebagai praktisi manajemen dan peneliti, ia terjun total ke dunia politik saat momentum pasca reformasi 1998 dan lahirnya Provinsi Banten tahun 2000. Sejak saat itu, irama hidupnya berubah drastis, dari pertemuan-pertemuan bisnis yang terjadwal dan teratur, beralih menjadi hari-hari penuh pertemuan-pertemuan untuk memperjuangkan cita-citanya memperbaiki negeri ini dengan perjuangan dalam bidang politik. Ia mampu meniti dan melewati semua jebakan dan godaan jangka pendek dan teguh sampai akhir hayatnya. Ia meninggalkan nama baik dan reputasi terpuji sebaga politisi yang berakhlak dan bemoral tinggi, sebuah contoh yang langka di negeri ini. Ia telah mewariskan kebanggaan bagi keluarga yang ditinggalkannya; inspirasi perjuangan tak mengenal lelah dan nama harum! Subhanallah!

Tradisi berorganisasi dan bersahabat almarhum telah terbina sejak muda, ia cepat matang dan lebih konseptual dibandingkan usianya. Penulis mengenalnya sebagai adik kelas di SMA 1 Serang tahun 1982 namun tidak terlalu dekat saat itu. Saat itu almarhum telah menajdi icon dan mentor bagi banyak anak-anak muda Banten, selain bagi penulis, sebut saja Udin Saefudin Noer (sekarang Direktur Bank Muamalat), Machsus Thamrin (sekarang Redaktur ANTEVE), Dr. Ibnu Hammad (sekarang Dosen FISIP UI), Maiko Lesmana Dewa (Ahli Teknik Sipil), Nani Abdul Gani (Kepala Sekolah Al Azhar), Saekhu Ridwan (BPRS Cilegon Mandiri), dan anak-anak muda Banten yang membutuhkan figur yang menginspirasi bagi kemajuan. Ia telah menjadi mentor yang amat baik. Penulis semakin dekat dengan almarhum saat mengikuti jejaknya di Institut Pertanian Bogor (IPB), selama lima tahun intensitas yang luar biasa bersama almarhum, telah mewarnai perjalanan hidup banyak orang, termasuk penulis untuk mencintai organisasi sebagai media bagi perjuangan untuk menegakkan sebuah keyakinan. Almarhum telah membangun rekam jejak prestatif sebagai organisator handal di IPB sebagai Ketua Angkatan yang memimpin ribuan orang, Ketua Senat Mahasiswa Faperikan dan Koordintaor Forum Komunikasi Senat Mahasiswa (FKSM), cikal bakal Senat Mahasiswa IPB. Almarhum telah mencatatkan prestasi yang membanggakan bagi nama baik Banten di IPB setelah periode Prof. Dr. Abdul Bari, Prof. Herman Haeruman, Prof. Dodi Nandika, Dr. Anton Apriyantono, Dr. Akhmad Fauzi Syam dan lain-lain. Sebagian jejak tersebut diatas, hanya sebagian penulis dapat ikuti dan lanjutkan, lantaran kuatnya dorongan seorang mentor dan kakak yang luar biasa, alm. Tubagus Rizon.

Setelah lulus IPB yahun 1988, almarhum diamanahi menjadi General Manager di Induk Koperasi Perikanan Indonesia (IKPI) sampai tahun 1997 dengan memberikan contoh kepemimpinan yang efektif. Saat almarhum harus pamitan untuk mengabdi pada profesi lain, Ketua IKPI saat itu membisiki penulis, Ir. Wibisono menyatakan; “Klis, Gue kehilangan seorang tangan kanan sekaligus sahabat yang turut membesarkan IKPI”. Almarhum dapat menjadi seorang yang amanah dalam menjalankan pekerjaan, sekaligus sahabat bagi pimpinannya; kepribadian yang luar biasa!. Pada periode tersebut, bersama beberapa mantan aktivis tahun 1980an, kami mendirikan forum diskusi bulanan yang bernama Forum Dialog Indonesia (FDI) di Jakarta yang saat itu juga dihadiri oleh (alm) Ekie Syachrudin. Pada forum tersebut, pengaruh kenegarawanan almarhum semakin terasa, dan memberikan warna kepemimpinan yang amat demokratis. Perannya amat dominan saat forum tersebut aktif memberikan masukan bagi proses reformasi negeri ini pada tahun 1997-1998. Almarhum juga tidak kurang mencurahkan sebagian waktunya menjadi peneliti paruh waktu di PAN ASIA RESEARH Jakarta, dimana almarhum banyak mengenal tokoh-tokoh intelektual pada Majelis Reboan dan sahabat-sahabat dari (alm) Ekie Syachrudin dan Utomo Dananjaja.

Setelah bersama penulis sempat membesarkan sebuah perusahaan developer, Grahabina Sentosa (GBS), selajutnya almarhum mencurahkan waktu dan pikirannya untuk menyelamatkan sebuah perkebunan sawit di Kalimantan Barat. Dengan kematangan dan kemampuannya bersama pemilik perusahaan PT. Multi Jaya Perkasa (MJP), almarhum berhasil menyelematkan perusahaan tersebut sehingga diapresiasi untuk masuk sebagai salah satu pemegang saham dan komisaris perkebunan tersebut. Dengan integritas dan kesiapan total secara independen masuk pada perjuangan politik, akhirnya almarhum masuk gelanggang politik melalui Partai Amanat Nasional (PAN) tahun 1999 dan membidangi pendirian Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Banten pada tahun bwerikutnya, yang selanjutnya memimpin partai tersebut hingga akhir hayatnya.

Sahabatku (alm) Rizon, engkau wafat di tengah perjuangan yang engkau yakini sebagai ibadah dan panggilan hidup, Insya Alloh, semua perjuangan tersebut memperoleh balasan setimpal dari Alloh SWT. Kami yang engkau tinggalkan belajar dari dedikasi dan perjuanganmu, selamat jalan sahabat terbaik!

No comments: