Leadership is...

Leadership is learnership

It's all about constant growth and achieving more than expected;

It's searching for opportunities in everyday activities and learning through experience;

It's about building skills for today and tomorrow.

(John F. Kennedy's undelivered speech as quoted by DDI's Achieving Your Leadership Potential Workbook)

Inbox

Sunday, August 12, 2007

Tiga Kekuatan Dahsyat: Prinsip, Kompetensi dan Tindakan

KEKUATAN PRINSIP, KOMPETENSI DAN TINDAKAN[1]
Oleh : Ahmad Mukhlis Yusuf[2]


Pada setiap orang, terdapat peran-peran perorangan yang terjadi secara bersamaan, sebagai individu, kepala keluarga, eksekutif perusahaan, pimpinan organisasi sosial dan lain-lain, sebagaimana juga sebagai anggota keluarga, pada saat yang sama berperan sebagai anggota masyarakat, organisasi bisnis, organisasi sosial, nir laba, dan bahkan sebagai warga negara. Apakah peran-peran tersebut menuntut nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang berbeda? Amir T. Ramly, penulis buku Pumping Power, mengajak kita semua untuk meyakini bahwa sesungguhnya semua peran tersebut memiliki keselarasan sebagai aktualisasi dari nilai-nilai atas keyakinan yang dianut (principle power), kompetensi (competence power), dan tindakan (action power). Ketiganya melekat pada setiap individu yang menginginkan perubahan diri dalam mewujudkan visi kehidupan masing-masing.

Per definisi, visi adalah state of the future yang merupakan pandangan setiap diri atau organisasi di masa depan. Visi melukiskan aspirasi diri atau organisasi pada masa depan (Strickland, Thomson dan Gamble, 2006; Grant, 2002) yang dapat menguraikan arah dan tujuan eksistensi diri atau organisasi, dan sekaligus dapat menjelaskan secara rasional mengapa seseorang harus menuju ke arah yang ditetapkan. Dengan demikian, visi dapat merupakan mimpi atau harapan yang disertai dengan tindakan-tindakan untuk mewujudkannya. Demikian dinyatakan oleh seorang futuristik, Joel Arthur Barker dalam karyanya yang fenomenal Discovering the Future (1992), yang berhasil membuktikan bahwa seseorang atau sekelompok orang yang memiliki visi cenderung memiliki tingkat keberhasilan hidup yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak bervisi. Hal ini sejalan dengan temuan Collins and Porras (1994) yang membuktikan keberhasilan sejumlah perusahaan kelas dunia yang mampu melewati turbulensi lingkungan dan bertahan dari generasi ke generasi melampau usia 50 tahun. Barker membuktikan bahwa kekuatan visi tidak terbatas pada organisasi, bahkan yang paling penting adalah visi kehidupan individu yang dapat mendorong tindakan untuk mewujudukan perubahan diri ke arah yang diharapkan. Terjadinya perbaikan diri secara kolektif akan menghasilkan resultan perbaikan organisasi dan masyarakat yang lebih luas.

Karya penulis buku ini memperkuat karya-karya penulis manajemen terdahulu, dengan membangkitkan keyakinan dan perangkat bagi perubahan diri (self-change) maupun perubahan organisasi (organizational change). Kemampuan penulis untuk mengutip berbagai ayat-ayat Al Qur’an dalam memperkuat model yang diajukannya, telah menjadikan buku ini menjadi lebih bernilai spiritual dan mendasar bagi seorang muslim. Namun, nilai-nilai prinsip dapat berasal dari berbagai keyakinan yang dianut oleh setiap orang, termasuk oleh penganut keyakinan Katolik, Protestan, Budha, Hindu dan keyakinan lainnya. Oleh karena itu, Pumping Power ini saya sebut sebagai keterikatan tiga nilai-nilai; prinsip, kompetensi, dan tindakan yang semuanya saling terikat untuk mewujudukan visi kehidupan seseorang. Setelah buku ini, saya berharap penulis meneruskan karyanya dengan buku petunjuk yang lebih praktis, seperti The Handbook of Pumping Power, Pumping Power at Workplace atau sejenisnya.

Dengan menggunakan rerangka ketiga kekuatan tersebut, tidaklah sulit bagi seseorang untuk melakukan perubahan. Penulis buku ini mengajak kita semua untuk merekonstruksi diri melalui reaktualisasi prinsip-prinsip yang berasal dari kesadaran dan prasadar pada otak dan akal pikiran, qalbu, dan karakter manusia yang bersumber dari tiga nilai-nilai dasar berupa Iman, Ilmu dan Amal. Dengan fungsi ketiganya yang saling melengkapi, maka rekonstruksi spiritual dimulai untuk memandu perubahan berikutnya. Prinsip pertama ini merupakan penegasan manusia sebagai makhluk spiritual, ketika kesadaran atas tujuan hidup dan eksistensi dirinya disentuh, maka akarnya telah kembali diperkuat dengan nilai-nilai yang dapat menjadi nutrisi bagi kehidupannya yang lebih bermakna dan mulia. Berbagai nutrisi tersebut dapat berupa kesadaran dan pengetahuan tentang hakekat penciptaan manusia, makna dan tujuan kehidupan, kesadaran sebagai Hamba Allh SWT dan Khalifah di muka bumi dan lain-lain, yang semuanya memperkuat nilai-nilai spiritual yang merupakan visi kehidupan seorang manusia. Sebagaimana dinyatakan Barker, bahwa visi merupakan mimpi dan tindakan-tindakan yang mewujudkan mimpi tersebut. Dengan demikian Amal sebagai salah satu nilai-nilai dasar dari Kekuatan Prinsip, merupakan nilai-nilai yang tidak terpisahkan dari nilai-nilai Iman dan Ilmu.

Dengan kekuatan akar yang telah mengalami rekonstruksi diatas, sebagai sebuah proses yang dinamis, maka Kekuatan Kompetensi (competence power) akan mengubah kekuatan spirutal tersebut menjadi kekuatan diri dan profesi (apapun peran profesi seseorang) yang tangguh yang terus berkembang melalui proses penetapan dan perwujudan visi, penguatan motivasi, proses kepemimpinan yang kuat, peningkatan pengetahuan yang terus bertambah, penguasaan manajerial yang terus-menerus, dan kemampuan untuk mempraktekan semua hal tersebut secara terus-menerus melalui proses pembelajaran seumur hidup. Ya, kekuatan diri ini adalah proses pembentukan yang terjadi secara terus-menerus, melalui proses pembelajaran seumur hidup dalam berbagai persoalan diri atau pada lingkungan profesi atau peran masing-masing di dalam organisasi. Pandangan ini sejalan dengan prinsip-prinsip manusia sebagai insan pembelajar sebagaimana dinyatakan oleh Peter Senge dalam The Fifth Discipline (1995). Penulis buku ini juga menyatakan bahwa integrasi antara Kekuatan Diri (personal power) dan Kekuatan Profesi (professional power) yang membentuk Kekuatan Kompetensi harus didukung oleh mentalitas, moralitas, spiritualitas, intusi, logika, dan feeling (hal. 7). Dengan kata lain, ada nilai-nilai yang selalu menunjuang kekuatan diri dan profesi yang bersifat mendasar.

Selanjutnya, dasar dari ketiga kekuatan yang menjadi bahan baku dari Pumping Power ini diatas adalah pemahaman diri untuk membangun karakter dan perilaku terbaik, yang membentuk pusat orbit sebagai nilai-nilai yang mendasari semuanya, titik orbit yang berupa integritas antara kekuatan diri dan profesi, dan garis orbit yang mengintegrasikan kekuatan diri dengan lingkungan secara terus-menerus. Itu semua merupakan rangkaian proses yang terus-menerus berjalan dimana pusat, titik dan garis orbit bergerak dan beredar menciptakan harmoni kehidupan, sebagaimana terjadi pada alam semesta. Analogi yang cerdas. Analogi lain yang digunakan penulis, mengutip QS Ibrahim (QS 14: 24-25), adalah sebagaimana tumbuhnya akar yang kuat dan baik, maka akan memperkuat batang, buah dan daun yang baik. Akar yang kuat merupakan kekuatan prinsip, yang dapat memandu dan menopang kekuatan batang, daun dan buah yang baik.

Sebagai kata akhir, buku ini menambah referensi bagi seseorang atau organisasi yang menginginkan perubahan mendasar dan menyeluruh; perubahan yang tidak bersifat simbolis dan sementara, melainkan perubahan yang menyentuh pada kekuatan diri atau organisasi yang dapat menyatukan personal goals dan organizational goals. Perubahan atau transformasi organisasi yang kini banyak dilakukan berbagai pelaku bisnis dan organisasi pemerintahan akan sia-sia bila tidak bersumber dari perubahan-perubahan individu yang kuat yang menyadari bahwa kehidupan ini sesungguhnya sebuah proses perwujudan visi kehidupan yang penuh makna bagi kemuliaan diri dan profesi, apapun pilihan peran seseorang di muka bumi ini. Subhanallah.

Jakarta, 25 Maret 2007
[1] Ditulis untuk pengantar buku Pumping Power, karya Amir T. Ramly
[2] Program Director MM Business Management, BINUS Business School dan Konsultan Senior pada Strategy Consulting (http://www.strategy.co.id).

No comments: